BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Dewasa ini penyakit langka menjadi
penyakit trend center dikalangan medis, ada penyakit yang tidak diketahui
secara jelas penyebabnya, ada juga yang telah diketahui, beberapa faktor
menjadi penyebab utama penyakit langka, diantaranya akibat mengkonsumsi
makanan, yang saat ini beraneka ragam makanan yang banyak mengandung zat kimia,
ada juga yang disebabkan oleh virus baru, dan masih banyak lagi lainnya.
Maple syrup urine
disease (MSUD) atau penyakit kencing yang beraroma sirup maple adalah salah
satu penyakit langka di dunia merupakan gangguan yang mempengaruhi metabolisme asam
amino. Gangguan mempengaruhi cara tubuh memetabolisme protein komponen-komponen
tertentu. Komponen ini adalah tiga cabang-rantai asam amino leusin, isoleusin,
dan valin. Asam amino ini menumpuk di dalam darah menyebabkan efek toksik yang
mengganggu fungsi otak. MSUD disebabkan oleh kekurangan enzim metabolisme
cabang rantai asam keto-dehidrogenase (BCKDH), yang mengarah ke penumpukan dari
cabang rantai asam amino (leucine, isoleucine, dan valine) dan bersifat racun
dalam darah dan urin.
Penyakit ini
menjadi pusat perhatian, sebagai tim medis, kita harus mengetahui sedikit
banyak tentang penyakit baru, untuk itu dibuat makalah ini, agar kita dapat
memenuhi kebutuhan kita dalam pembelajaran.
B.
TUJUAN
Mengetahui
pengertian , penyebab,gejala-gejala,
pengobatan ,penatalaksanaan, serta asuhan keperawatan yang bisa kita
lakukan untuk penderita penyakit kencing sirup maple ini.
SEKILAS INFO
Penyakit langka menyerang bayi
Janisha (1 bulan) dan membuatnya harus dirawat intensif di rumah sakit.
Gara-gara penyakit itu pula, bayi Janisha hanya bisa mengonsumsi susu dengan
formulasi khusus yang tidak ada di Indonesia.
Janisha Floreine, anak dari pasangan
Daru Marhaendhy (34 tahun) dan Dani Kharisma Putri yang lahir 2 Juli 2013
didiagnsis mengidap Maple Syrup Urine Disease (MSUD). Sejak 14 Juli 2013, ia
dirawat di ruang Neonatus Intensive Care Unit (NICU) RSIA Hermina Jatinegara
dan harus bernapas dengan ventilator.
Pakar metabolisme dari Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) yang
menangani bayi Janisha mengatakan, penyakit ini merupakan salah satu bagian
dari kelainan metabolisme bawaan atau Inborn Metabolism Error. Penyebabnya
adalah kelainan genetik yang membuat tubuh tidak memproduksi enzim tertentu.
Pada MSUD, tubuh tidak memproduksi
enzim Branched Chain Alpha-Ketoacid Dehydrogenase (BCKAD) untuk memecah
kelompok asam amino yang disebut Branched-Chain Amino Acids (BCAAs), yakni
leucine, isoleucine, dan valine. Normalnya, asam amino yang ditemukan dalam
berbagai sumber protein tersebut
akan dimetabolisme menjadi energi maupun untuk proses pertumbuhan.
Karena tidak dimetabolisme oleh
tubuh, BCAAs pada pasien MSUD akan menumpuk dan menyebabkan gangguan pada
berbagai fungsi organ. Salah satu organ yang paling sering terkena dampaknya
adalah otak, sedangkan yang juga dialami oleh bayi Janisha adalah sistem
pernapasan. Karenanya, bayi Janisha kini hanya bisa bernapas dengan alat bantu
ventilator.
"Umumnya anak-anak ini lahir
normal, nggak ada masalah, dapat ASI (Air Susu Ibu). Tapi nanti mulai hari
ke-3, tidak mau minum. Hari ke-4 atau ke-5, mulai kesadaran menurun. Lama-lama
sampai koma. Nah itu yang terjadi pada Janisha," kata dr Damayanti Rusli
Sjarif, SpA(K), pakar metabolisme anak dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia saat ditemui di ruang kerjanya, seperti ditulis Kamis (22/8/2013).
BAB II TINJAUN PUSTAKA
PENYAKIT SYRUP MEPEL/
MAPLE SYRUP URINE DESEASE (MSUD)
MAPLE SYRUP URINE DESEASE (MSUD)
A. PENGERTIAN

Maple Syrup Urine
Desease (MSUD) adalah gangguan yang mempengaruhi metabolisme asam amino.
Gangguan mempengaruhi cara tubuh memetabolisme protein komponen-komponen tertentu.
Komponen ini adalah tiga cabang-rantai asam amino leusin, isoleusin, dan valin.
Asam amino ini menumpuk di dalam darah menyebabkan efek toksik yang mengganggu
fungsi otak. MSUD disebabkan oleh kekurangan enzim metabolisme cabang rantai
asam keto-dehidrogenase (BCKDH), yang mengarah ke penumpukan dari cabang rantai
asam amino (leucine, isoleucine, dan valine) dan bersifat racun dalam darah dan
urin.
Penyakit syrup
mapel ini di temukan 1 dari 185.000 bayi di seluruh dunia. Cacat gen penyakit
ini bersifat genetik resesif autosom dan di turunkan dari generasi ke generasi.
Untuk setiap kehamilan dari orang tua yang membawa gen ini, ada kemungkinan 25%
anak mereka akan lahir dengan penyakit yang sama dan 50% anak akan membawa gen
cacat tersebut. Orang dengan kondisi ini, metabolisme dalam tubuhnya tidak
dapat memecah cabang rantai leusin asam amino, isoleusin dan valin. Hal ini
menyebabkan penumpukan zat-zat kimia dalam darah. Dalam bentuk yang paling
parah, MSUD dapat merusak otak selama stres fisik seperti infeksi, demam, atau
tidak makan untuk waktu yang lama.
B.
EPIDEMIOLOGI
Satu dari 290.000 live births.
Sebagian besar penderita MSUD akan mati pada bulan pertama kehidupan, jika diagnosis tidak segera ditegakkan dan tidak ada pembatasan diet asam amino rantai bercabang.
C. DIAGNOSIS
Beberapa hal yang dapat membantu di dalam menegakkan diagnosis MSUD:
1. Kadar leusin, isoleusin, valin, aloisoleusin di dalam urin
dan plasma meningkat.
2. Kadar alanin plasma menurun.
Intinya, analisis asam amino menunjukkan peningkatan asam amino rantai bercabang termasuk alloisoleucine di dalam serum dan urin.
3. Tes presipitan urin.
4. Neuroimaging pada kondisi akut menunjukkan edema serebral.
Menegakkan diagnosis prenatal adalah mungkin.
Satu dari 290.000 live births.
Sebagian besar penderita MSUD akan mati pada bulan pertama kehidupan, jika diagnosis tidak segera ditegakkan dan tidak ada pembatasan diet asam amino rantai bercabang.
C. DIAGNOSIS
Beberapa hal yang dapat membantu di dalam menegakkan diagnosis MSUD:
1. Kadar leusin, isoleusin, valin, aloisoleusin di dalam urin
dan plasma meningkat.
2. Kadar alanin plasma menurun.
Intinya, analisis asam amino menunjukkan peningkatan asam amino rantai bercabang termasuk alloisoleucine di dalam serum dan urin.
3. Tes presipitan urin.
4. Neuroimaging pada kondisi akut menunjukkan edema serebral.
Menegakkan diagnosis prenatal adalah mungkin.
D.
PATOFISIOLOGI
Terjadi kerusakan atau cacat (defect) di dalam dekarboksilasi
leusin, isoleusin, dan valin oleh suatu branched-chain ketoacid dehydrogenase.

E. GEJALA
Beberapa tanda dan gejala MSUD antara lain:
1. Defisiensi subunit enzim yang berbeda menimbulkan
variabilitas klinis yang lebar.
2. Kurangnya asupan gizi, muntah di minggu awal kehidupan,
berlanjut menjadi lesu (lethargy) dan koma.
3. Kelenturan otot (flaccidity) dan kekakuan otot (hypertonicity)
yang berubah-ubah, kejang (convulsions), dan hipoglikemia.
4. Kencing, keringat, dan kotoran telinga (cerumen)
berbau sirup maple.

Gejala lain yang
juga khas dari penyakit ini adalah bau urine yang khas menyerupai sirup maple.
Terinspirasi dari bau yang khas inilah maka penyakit ini dinamakan Maple
Syrup Urine Disease (MSUD). Namun karena sirup maple tidak terlalu
populer di Indonesia, tidak banyak orang tua yang menyadarinya.
Penyakit ini
tidak mengalami kelainan apapun pada hari-hari pertama ia dilahirkan. Gejala
yang tidak normal baru muncul pada hari ke-8 saat bayi Janisha sering tertidur,
susah minum dan hampir tidak mau menyusu.
Cara mengatasi
kondisi ini adalah dengan menghentikan asupan protein termasuk ASI eksklusif
yang seharusnya didapatkan bayi Janisha setidaknya hingga usia 6 bulan. Sebagai
gantinya, Janisha harus mendapatkan susu dengan formulasi khusus dan beberapa
suplemen yang tidak dijual di Indonesia.
F. PENGOBATAN
Dua aspek utama untuk pengobatan penyakit urin sirup maple (MSUD) jangka panjang manajemen dan pengobatan episode dekompensasi metabolik akut. Dialisis peritoneal atau hemodialyses digunakan untuk mengurangi tingkat asam amino.
Pengobatan jangka
panjang memerlukan diet khusus. Diet termasuk formula bayi sintetik dengan
level di bawah dari asam amino leusin, isoleusin, dan valin. Tujuan dari terapi
diet adalah untuk menormalkan kembali cabang-rantai asam amino (terutama
leusin) dengan membatasi asupan cabang rantai asam amino tanpa pertumbuhan
merusak dan pengembangan intelektual. Terapi diet harus seumur hidup. Terapi
gen juga merupakan pengobatan yang potensial di masa depan untuk pasien dengan
MSUD.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kondisi itu bayi
yang menderita MSUD perlu menjalani tes berupa : Tes asam amino plasma dan tes
asam amino urin. penderitanya bisa berat, sedang dan ringan. Jika sudah
diketahui menderita MSUD.
H. PENATALAKSANAAN
Bayi/anak penderita MSUD
menu makanannya bebas protein. cairan, gula dan lemak tertentu diberikan
melalui vena. Dimungkinkan menjalani peritoneal dialisis atau hemodialisis
alias cuci darah untuk menurunkan kadar asam amino.
Diet khusus di bawah
pengawasan ahli gizi diperlukan untuk mengetahui kadar leucine, isoleucine dan
valine. sehingga sepanjang hidupnya harus menjalani diet yang diatur oleh
dokter ahli gizi dan bekerjasama dengan kedua orangtuanya agar tetap
adapemeriksaan rutin tes darah. Tujuannya agar tidak sampai terjadi kerusakan
pada sistem syaraf. Jika tidak ditangani dengan baik bisa merusak sistem saraf
yang mengganggu semua kerja organ tubuh vital antara lain otak, bahkan bisa
mengancam jiwanya.
* Diet rendah
asam amino rantai bercabang
(low branched-chain amino acid diet) secara berkesinambungan.
* Sering memonitor kadar serum asam amino rantai bercabang
pada bulan-bulan pertama kehidupan untuk berhubungan
dengan berubahnya kebutuhan akan protein.
* Meresepkan asam amino intravena daripada rantai bercabang.
* Episode akut haruslah dirawat secara agresif untuk mencegah
katabolisme dan keseimbangan nitrogen negatif
(negative nitrogen balance).
* Perkembangan dan pertumbuhan yang normal dapat diperoleh
(low branched-chain amino acid diet) secara berkesinambungan.
* Sering memonitor kadar serum asam amino rantai bercabang
pada bulan-bulan pertama kehidupan untuk berhubungan
dengan berubahnya kebutuhan akan protein.
* Meresepkan asam amino intravena daripada rantai bercabang.
* Episode akut haruslah dirawat secara agresif untuk mencegah
katabolisme dan keseimbangan nitrogen negatif
(negative nitrogen balance).
* Perkembangan dan pertumbuhan yang normal dapat diperoleh
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
MAPLE SYRUP URINE DISEASE
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
Kemungkinan data yg ditemukan: BB menurun, kesulitan makan, nafsu makan menurun, kulit kering, ketidakseimbangan elektrolit.
Tujuan yg diharapkan: BB normal, peningkatan status nutrisi
Intervensi
Tingkatkan intake makanan
Jaga kebersihan mulut
Bantu pasien makan jika tidak mampu
Sajikan makanan yg menarik
Selingi makan dengan minum
Ukur intake makanan dan timbang BB
Kaji tanda vital, sensori, bising usus
Berikan penkes tentang cara diet, kebutuhan kalori.
Cek kepatenan tube
Pemberian cairan/ makanan tidak lebih 150 cc sekali pemberian
Atur posisi semifowler saat memberikan makanan.
Monitor hasil lab, seperti: albumin, Hb, elektrolit.
Kemungkinan data yg ditemukan: BB menurun, kesulitan makan, nafsu makan menurun, kulit kering, ketidakseimbangan elektrolit.
Tujuan yg diharapkan: BB normal, peningkatan status nutrisi
Intervensi
Tingkatkan intake makanan
Jaga kebersihan mulut
Bantu pasien makan jika tidak mampu
Sajikan makanan yg menarik
Selingi makan dengan minum
Ukur intake makanan dan timbang BB
Kaji tanda vital, sensori, bising usus
Berikan penkes tentang cara diet, kebutuhan kalori.
Cek kepatenan tube
Pemberian cairan/ makanan tidak lebih 150 cc sekali pemberian
Atur posisi semifowler saat memberikan makanan.
Monitor hasil lab, seperti: albumin, Hb, elektrolit.
Defisit volume cairan b.d output yang berlebihan intake
Tujuan : Volume cairan adekuat sehingga kekurangan volume
cairan dapat teratasi.
Kriteria hasil :
1) Mempertahankan keseimbangan cairan
2) Tanda vital (N = 80 – 100 x/menit, S = 36-37oC
3) Capillary refill < 3 detik
4) Akral hangat
5) Urine output 1-2 cc/kg BB/jam
Intervensi :
1) Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran mukosa. 2
2) Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan jaksatif / diuratik
3) Identifikasi rencana untuk meningkatkan keseimbangan cairan optimal.
1) Mempertahankan keseimbangan cairan
2) Tanda vital (N = 80 – 100 x/menit, S = 36-37oC
3) Capillary refill < 3 detik
4) Akral hangat
5) Urine output 1-2 cc/kg BB/jam
Intervensi :
1) Awasi tanda vital, pengisian kapiler, status membran mukosa. 2
2) Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan jaksatif / diuratik
3) Identifikasi rencana untuk meningkatkan keseimbangan cairan optimal.
4) Kaji hasil tes fungsi elektrolit / ginjal
5) Berikan / awasi pemberian cairan IV
6) Tambahan kalium, oral atau N sesuai indikasi
5) Berikan / awasi pemberian cairan IV
6) Tambahan kalium, oral atau N sesuai indikasi
Resiko penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan aliran
darah.
Tujuan : Mempertahankan / memperbaiki perfusi jaringan.
Tujuan : Mempertahankan / memperbaiki perfusi jaringan.
Kriteria hasil :
1) Tanda-tanda vital stabil TD = 120/80, Nadi = 80-100 h, kulit tidak pucat.
2) Kulit hangat
3) Nadi perifer teraba
4) Keluaran urine adekuat 0,5 – 1,5 cc / kg / BB
5) CRT < 2 detik.
6) Kesadaran composmentis
7) Tidak ada nyeri dada
Intervensi :
1) Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing.
1) Tanda-tanda vital stabil TD = 120/80, Nadi = 80-100 h, kulit tidak pucat.
2) Kulit hangat
3) Nadi perifer teraba
4) Keluaran urine adekuat 0,5 – 1,5 cc / kg / BB
5) CRT < 2 detik.
6) Kesadaran composmentis
7) Tidak ada nyeri dada
Intervensi :
1) Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing.
2) Auskultasi nadi apikal, awasi kecepatan jantung / irama.
3) Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat.
4) Catat haluran urine dan BJ
5) Observasi kulit pucat, kemerahan, ubah posisi dengan sering.
6) Awasi nadi oksimetri
7) Berikan cairan IV sesuai indikasi
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit menurun.
Tujuan : Mengindentifikasi dan mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.
Kriteria hasil :
1) Turgor kulit baik, kulit utuh, tidak ada lecet, tidak ada kemerahan.
Intervensi :
1) Observasi kemerahan, pucat.
2) Dorong mandi tiap 2 hari 1 x
3) Gunakan krim kulit 2 x sehari
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi, perlu untuk mempertahankan aktifitas.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi / cairan adekuat.
3) Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat.
4) Catat haluran urine dan BJ
5) Observasi kulit pucat, kemerahan, ubah posisi dengan sering.
6) Awasi nadi oksimetri
7) Berikan cairan IV sesuai indikasi
Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit menurun.
Tujuan : Mengindentifikasi dan mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.
Kriteria hasil :
1) Turgor kulit baik, kulit utuh, tidak ada lecet, tidak ada kemerahan.
Intervensi :
1) Observasi kemerahan, pucat.
2) Dorong mandi tiap 2 hari 1 x
3) Gunakan krim kulit 2 x sehari
4) Diskusikan pentingnya perubahan posisi, perlu untuk mempertahankan aktifitas.
5) Tekankan pentingnya masukan nutrisi / cairan adekuat.
Risiko trauma fisik berhubungan dengan kurangnya koordinasi otot/kejang
Tujuan : Risk detection.
Kriteria Hasil :
Tujuan : Risk detection.
Kriteria Hasil :
- Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.
- Mempertahankan tindakan yang mengontrol aktivitas kejang.
- Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.
- Pengetahuan tentang risiko
- Memonitor faktor risiko dari lingkungan
Rencana Tindakan : NIC : Pencegahan jatuh
- Beri
pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.
Rasional : meminimalkan injuri saat kejang - Tinggalah
bersama klien selama fase kejang..
Rasional : meningkatkan keamanan klien. - Berikan
tongue spatel diantara gigi atas dan bawah.
Rasional : menurunkan resiko trauma pada mulut. - Letakkan
klien di tempat yang lembut.
Rasional : membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstimitas ketika kontrol otot volunter berkurang.
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN
Penyakit
(Maple syrup urine deases/kencing berbau sirup maple) adalah Gangguan yang diturunkan dari metabolisme
asam amino rantai bercabang dimana terdapat peningkatan kuantitas leusin,
isoleusin, valin, dan berhubungan dengan akumulasi oxoacids di dalam cairan
tubuh.
Terjadi
kerusakan atau cacat (defect)
di dalam dekarboksilasi leusin, isoleusin, dan valin oleh suatu branched-chain
ketoacid dehydrogenase.
Dua aspek utama
untuk pengobatan penyakit urin sirup maple (MSUD) jangka panjang manajemen dan
pengobatan episode dekompensasi metabolik akut. Dialisis peritoneal atau
hemodialyses digunakan untuk mengurangi tingkat asam amino.
Pengobatan jangka
panjang memerlukan diet khusus. Diet termasuk formula bayi sintetik dengan
level di bawah dari asam amino leusin, isoleusin, dan valin.
SARAN
Penyakit ini merupakan penyakit langka, sehingga dalam
pengobatannya harus dilakukan diet seumur hidup ,Tujuan dari terapi diet adalah
untuk menormalkan kembali cabang-rantai asam amino (terutama leusin) dengan
membatasi asupan cabang rantai asam amino tanpa pertumbuhan merusak dan
pengembangan intelektual.
Untuk para
pembaca , sebaiknya kita harus menggali
lebih dalam mengenai penyakit langka, agar kita dapat menerapkan asuhan
keperawatan apa yang perlu dilakukan untuk penanganan secara tepat.