Diabetes melittus merupakan
penyakit kronis metabolik yang memerlukan pengelolaan seumur hidup baik
pengobatan farmakologis maupun non farmakologis. Salah satu masalah adanya
besarnya biaya pengobatan jangka panjang, sehingga perlu mencari obat anti
diabetes yang relatif murah dan terjangkau masyarakat. Sebagai salah satu
alternatif adalah dengan menggali khasanah budaya bangsa melalui penelitian
tentang obat tradisional yang sudah lama digunakan masyarakat Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan
berkhasiat tidaknya ekstrak alkohol biji mahoni sebagai bahan hipoglikemia dan
menentukan keamanan penggunaanya lewat uji toksisitas akut dengan menentukan
besarnya LD-50.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental
laboratorik, dengan rancangan pre test-post test design. Jumlah sampel 75 ekor
tikus Galur Weistar umur 2-3 bulan yang dikelompokkan secara acak masing-masing
4 ekor/kelompok untuk uji efektivitas dan 5 ekor/kelompok untuk uji toksisitas.
Uji toksisitas akut menggunakan cara Carrol S Weil. Ekstrak alkohol biji mahoni
disiapkan dalam 4 besaran dosis kelipatan 10, yaitu 3.2; 32; 320 dan 3200/100
BB tikus. Diberikan peroral dengan sonde lambung, kemudian gejala 48 timbul
diamati tiap 15 menit selama 3 jam dan jumlah yang mati dihitung setelah 24
jam. Uji efektivitas dengan cara tes foleransi glukosa, yaitu membandingkan uji
toleransi glukosa tikus normal yang diberi ekstrak biji mahoni dosis 0,032;
3,2; 32 dan 320 mg/100 BB tikus, berdasarkan dosis lazim penggunaanya di
masyarakat.
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan
bahwa ekstrak etanol biji mahoni dosis 3,2 mg/100 BB hewan coba, setara dengan
dosis lazim yang digunakan masyarakat, menyebabkan penurunan kadar glukosa
darah paling optimal pada tikus normal yang mengalami perlakuan uji toleransi
glukosa. Besarnya efek hipoglikemik ekstrak alkohol biji mahoni paling baik
terjadi pada 1 jam setelah pemberian dan mulai berkurang efektivitasnya setelah
3 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar