BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Luka yang
sering ditemukan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi, misal luka insisi
yang tertutup, luka-luka yang melibatkan saluran kemih, misal cecio caesaria di
bawah segmen bawah. Oleh karena itu harus pula mengetahui
dan terampil dalam melakukan perawatan luka pasca operasi. Dalam pengkajian
luka harus memperhatikan kondisi ibu, waktu dan tempat operasi serta tampilan
perawatan luka. Keputusan untuk membalut luka kembali juga harus mencakup
keputusan apakah kebersihan luka merupakan tindakan yang diidentifikasi. Bila
luka perlu dibersihkan dan dibalut ulang perawatan harus dilakukan perawatan
dengan normal. Bila luka tampak terinfeksi perlu dilakukan perawatan
terus-menerus.
B.
Tujuan
Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan
mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Luka (pulnus) adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara
spesifik terdapat substansi yang rusak atau hilang. Efek yang dapat ditimbulkan
oleh luka adalah hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress
simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan kematian sel
(Kozier 1995).
B. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi:
-
Usia; semakin tua usia seseorang, maka akan
menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan.
- Infeksi
- Hipovolemia:
kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokontriksi dan menurunnya
ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
- Hematoma
- Benda asing
- Ischemia
- DM (Diabetes Mellitus)
C. Tanda dan Gejala
-
Calor: Adanya warna kemerahan
-
Rubor: Terasa nyeri
-
Tumor: Adanya pembengkakan
-
Dolor: Rasa panas
-
Fungtiolesa: Adanya gangguan pergerakan
D. Patofisiologi
Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin
karena sel-sel beta pancreas telah dihancurkan oleh proses auto imun.
Hiperglikemia terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di
samping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak bisa disimpan dalam hati,
meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post radial
(sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar. Akibatnya
glukosa tersebut muncul dalam urine. Ketika glukosa yang berlebihan
diekskresikan ke urine, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit
yang berlebihan pula. Keadaan ini dinamakan georesis asmotik. Sebagai akibat
dari kehilangan cairan yang berlebihan pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih dan rasa haus.
Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan dengan
insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya
insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat
terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi resistensi insulin pada
diabetes tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian
insulin tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
E. Fase-fase penyembuhan lupa
1.
Fase
Inflamatori
2.
Fase ini segera setelah luka dan berakhir 3 – 4 hari. Dua proses utama terjadi
pada fase ini yaitu hemostasis dan pagositosis. Hemostasis (penghentian
pendarahan) akibat fase konstruksi pembuluh darah besar pada daerah luka,
retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan
pembentukan bekuan daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang
menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel scab
(keropeng) juga dibentuk di permukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab
membantu hemostatis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Di bawah
scab ephithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Ephithelial sel membantu
sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya
mikroorganisme.
2.
Fase Proliferative
Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan berakhir pada hari ke 21 fibroblast
secara ceapt mensintesis kolagen dan substansi dasar. Dua substansi ini
membentuk lapis-lapis perbaikan luka. Sebuah lapisan tipis dari sel epitel
terbentuk melintasi luka dan aliran darah ada di dalamnya, sekarang pembuluh
kapiler melintasi luka (kapilarisasi tumbuh). Jaringan baru ini disebut
granulasi jaringan, adanya pembuluh darah, kemerahan dan mudah berdarah.
3.
Fase Maturasi
Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat berlanjut selama
1-2 tahun setelah luka. Kollagen yang ditimbun dalam luka diubah, membuat
penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kollagen baru menyatu,
menekan pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata,
tipis dan garis putih.
F. PRINSIP PERAWATAN LUKA
1. Mengontrol
hemostasis
2. Mengontrol
infeksi
3. Membuang
jaringan mati/material infeksi
4. Membuang
benda asing
5. Menyiapkan
dasar luka
6. Melindungi
kulit sekitar luka
7. Support
proses penyembuhan
G.
Prosedur perawatan luka
Cara kerja
- Mencuci tangan
- Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
-
Menyiapkan alat
-
Menyiapkan pasien senyaman mungkin
-
Memakai sarung tangan
-
Membuka/menaruh plastik kresek di bawah
luka (kaki)
-
Membuka balutan pelan-pelan dengan NaCl
-
Membersihkan luka
-
Membersihkan sel-sel yang mati dengan pinset dan
gunting
-
Bersihkan luka dengan NaCl
-
Bersihkan luka dengan kassa secara perlahan
-
Balut dengan kassa steril sampai luka tertutup
-
Balut luka dengan kassa gulung
-
Bereskan alat
-
Rapikan pasien senyaman mungkin
-
Melepas sarung tangan
-
Mencuci tangan
-
Pendokumentasian
A.
Kesimpulan
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit dan kerusakan
konyivitas kulit, mukosa membrane dan tulang atau organ tubuh lain. Hal ini
akan muncul efek luka yaitu hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ,
respon stress simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri,
kematian sel. Ditandai dengan calor, rubor, dolor, tumor, dan fungtiolesa.
Dalam perawatan luka ada fase-fase penyembuhan luka yaitu fase inflamatori,
fase proliferative, fase maturasi.
B. Saran
-
Pasien
Berhati-hati dalam merawat
luka agar tidak terkonaminasi. Hindari makanan yang dapat menimbulkan luka
tambah parah (telur, dll).
-
Perawat
Sabar dalam merawat luka
apapun dan memberi informasi yang benar dalam perawatan luka.
-
Mahasiswa
Dapat mengetahui dan
menjalankan perawatan luka yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar