Gothic text from pookatoo.com

kata bijak

kebanggaan bukan dilihat dari kesuksesan yang kita dapat , tapi dilihat dari seberapa kuat kita berusaha untuk bangun kembali saat kita terjatuh,, 1000 kali kita terjatuh bukan berarti kita kalah, tapi,,,menyusun jalan berikutnya agar meraih kemenangan, dan pengalaman itu sangat mahal harganya


Kamis, 05 Desember 2013

PERAWATAN LUKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Luka yang sering ditemukan adalah luka yang bersih tanpa kontaminasi, misal luka insisi yang tertutup, luka-luka yang melibatkan saluran kemih, misal cecio caesaria di bawah segmen bawah. Oleh karena itu harus pula mengetahui dan terampil dalam melakukan perawatan luka pasca operasi. Dalam pengkajian luka harus memperhatikan kondisi ibu, waktu dan tempat operasi serta tampilan perawatan luka. Keputusan untuk membalut luka kembali juga harus mencakup keputusan apakah kebersihan luka merupakan tindakan yang diidentifikasi. Bila luka perlu dibersihkan dan dibalut ulang perawatan harus dilakukan perawatan dengan normal. Bila luka tampak terinfeksi perlu dilakukan perawatan terus-menerus.

B.     Tujuan

Perawatan luka bertujuan untuk meningkatkan proses penyembuhan jaringan dan mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian

Luka (pulnus) adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat substansi yang rusak atau hilang. Efek yang dapat ditimbulkan oleh luka adalah hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri dan kematian sel (Kozier 1995).

B.     Etiologi

Faktor yang mempengaruhi:
-          Usia; semakin tua usia seseorang, maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan.
-         Infeksi
-         Hipovolemia: kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokontriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka.
-         Hematoma
-         Benda asing
-         Ischemia
-         DM (Diabetes Mellitus)

C.    Tanda dan Gejala

-          Calor: Adanya warna kemerahan
-          Rubor: Terasa nyeri
-          Tumor: Adanya pembengkakan
-          Dolor: Rasa panas
-          Fungtiolesa: Adanya gangguan pergerakan





D.    Patofisiologi

Pada diabetes tipe 1 terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pancreas telah dihancurkan oleh proses auto imun. Hiperglikemia terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak bisa disimpan dalam hati, meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post radial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar. Akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine. Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke urine, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan pula. Keadaan ini dinamakan georesis asmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebihan pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih dan rasa haus.
Pada diabetes tipe 2 terdapat dua masalah utama yaitu yang berhubungan dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insulin tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

E.     Fase-fase penyembuhan lupa

1.       Fase Inflamatori
2.        
Fase ini segera setelah luka dan berakhir 3 – 4 hari. Dua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan pagositosis. Hemostasis (penghentian pendarahan) akibat fase konstruksi pembuluh darah besar pada daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel scab (keropeng) juga dibentuk di permukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab membantu hemostatis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Di bawah scab ephithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Ephithelial sel membantu sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme.

2.      Fase Proliferative
Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan berakhir pada hari ke 21 fibroblast secara ceapt mensintesis kolagen dan substansi dasar. Dua substansi ini membentuk lapis-lapis perbaikan luka. Sebuah lapisan tipis dari sel epitel terbentuk melintasi luka dan aliran darah ada di dalamnya, sekarang pembuluh kapiler melintasi luka (kapilarisasi tumbuh). Jaringan baru ini disebut granulasi jaringan, adanya pembuluh darah, kemerahan dan mudah berdarah.

3.      Fase Maturasi
Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke-21 dan dapat berlanjut selama 1-2 tahun setelah luka. Kollagen yang ditimbun dalam luka diubah, membuat penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kollagen baru menyatu, menekan pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata, tipis dan garis putih.


F. PRINSIP PERAWATAN LUKA
1.      Mengontrol hemostasis
2.      Mengontrol infeksi
3.      Membuang jaringan mati/material infeksi
4.      Membuang benda asing
5.      Menyiapkan dasar luka
6.      Melindungi kulit sekitar luka
7.      Support proses penyembuhan





G.      Prosedur perawatan luka
Cara kerja
-          Mencuci tangan
-          Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
-          Menyiapkan alat
-          Menyiapkan pasien senyaman mungkin
-          Memakai sarung tangan
-          Membuka/menaruh plastik kresek  di bawah luka (kaki)
-          Membuka balutan pelan-pelan dengan NaCl
-          Membersihkan luka
-          Membersihkan sel-sel yang mati dengan pinset dan gunting
-          Bersihkan luka dengan NaCl
-          Bersihkan luka dengan kassa secara perlahan
-          Balut dengan kassa steril sampai luka tertutup
-          Balut luka dengan kassa gulung
-          Bereskan alat
-          Rapikan pasien senyaman mungkin
-          Melepas sarung tangan
-          Mencuci tangan
-          Pendokumentasian















A.    Kesimpulan
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit dan kerusakan konyivitas kulit, mukosa membrane dan tulang atau organ tubuh lain. Hal ini akan muncul efek luka yaitu hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stress simpatis, perdarahan dan pembekuan darah, kontaminasi bakteri, kematian sel. Ditandai dengan calor, rubor, dolor, tumor, dan fungtiolesa. Dalam perawatan luka ada fase-fase penyembuhan luka yaitu fase inflamatori, fase proliferative, fase maturasi.

B.     Saran
-          Pasien
Berhati-hati dalam merawat luka agar tidak terkonaminasi. Hindari makanan yang dapat menimbulkan luka tambah parah (telur, dll).
-          Perawat
Sabar dalam merawat luka apapun dan memberi informasi yang benar dalam perawatan luka.
-          Mahasiswa
Dapat mengetahui dan menjalankan perawatan luka yang benar.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar