Gothic text from pookatoo.com

kata bijak

kebanggaan bukan dilihat dari kesuksesan yang kita dapat , tapi dilihat dari seberapa kuat kita berusaha untuk bangun kembali saat kita terjatuh,, 1000 kali kita terjatuh bukan berarti kita kalah, tapi,,,menyusun jalan berikutnya agar meraih kemenangan, dan pengalaman itu sangat mahal harganya


Kamis, 05 Desember 2013

SAP GAGAL JANTUNG



LAPORAN PENDAHULUAN
Bedside Teaching
“Pemeriksaan fisik pada penderita penyakit jantung”

Disusun oleh :
Kelompok 1
Ana Molica
Andicka Pratama
Doni Irawan
Fatimah Nurcahya
Marwan Maizura
Tita Diana Rahman
Tika Arsita

logo.jpg


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2011/2012
LAPORAN PENDAHULUAN

Kegiatan    : BedSide Teaching Pada Pasien penderita penyakit jantung
Tempat      : Rumah Sakit Abdul Muluk
Waktu        : Kamis, 14 Juni 2012

A. Latar Belakang
Jantung (bahasa latin, cor) adalah sebuah rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk jantung.Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.
Dalam proses perkembangannya, makhluk hidup sangat tergantung pada berfungsinya system kardiovaskuler secara optimal, dan kelainan yang terjadi pada sistim ini akan menyebabkan konsekuensi klinik yang serius. Jantung sangant berperan penting bagi kehidupan manusia karena jantung memiliki fungsi vital yaitu untuk memompakan darah ke seluruh tubuh atau jaringan tubuh. Darah yang dipompa mengantarkan nutrisi dan O2 ke jaringan untuk kealngsungan hidupnya, sehingga jaringan dapat hidup dan menjalankan fungsi sebagaimana mestinya.
Melihat betapa pentingnya pernan jantung tersebut, kita perlu mempeajari tata car pemerikasaan jantung secara sederhana untuk setidaknya mengetahui kelainan-kelainan yang mungkin terjadi dari pemeriksaan ini. Dalam percobaan ini akan dilakukan pemeriksaan fisis jantung untuk mengetahui letak apeks, batas-batas jantung, dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
B. Proses Pembelajaran
1. Diagnosa Keperawatan
Tanda-tanda fisik penderita penyakit jantung berhubungan dengan penurunan curah jantung
2. Tujuan Umum
Peserta didik dapat memahami tentang tata cara pemeriksaan fisik jantung.

3. Tujuan Khusus
Setelah bimbingan klinik dilakukan diharapkan peserta didik dapat:
·         Menyebutkan tujuan dari pemeriksaan fisik jantung kepada pasien dan keluarganya , pembimbing dan peserta didik lainnya.
·         Peserta didik dapat menyebutkan prosedur kerja yang dilakukan.
·         Peserta didik dapat menyebutkan hasil pengkajian keperawatanatau Bed Side Teaching
4. Implementasi Tindakan Keperawatan
Metode            : Pembelajaran Klinik (Bed Side Teaching)
Alat                 :  - Stetoskop
Waktu             : Kamis, 14 Juni 2012
Tempat            : Ruang Melati No. 02
Sasaran            : Peserta didik, pasien, dan keluarga pasien.




5. Pengorganisasian
Penanggung jawab      : Tita Diana Rahman
Pembimbing                : Ana Molica
                                     Andicka Pratama
Peserta Didik              : Fatimah Nurcahya
                                      Tika Arsita
Orang tua pasien         : Marwan Maizura                                
Pasien                          : Doni Irawan.

Lampiran Materi :
Pemeriksaan Fisik Penderita Penyakit Jantung
1. Pengertian               
            Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).Umumnya pemeriksaan ini dilakukan secara berurutan (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi). Khusus untuk pemeriksaan abdomen, sebaiknya auskultasi dilakukan sebelum palpasi.

2. Tujuan
            Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda fisik pasien penderita penyakit jantung ,sebelum mengetahui hasil pemeriksaan lebih lanjut.



3. Indikasi dan kontraindikasi
·         Klien dengan penderita penyakit jantung
·         Nyeri dada akut, muntah, jauh dari rumah sakit 2 jam.
·         Identifikasi klien yang memiliki resiko tinggi untuk mengalami masalah saat terjadi nyeri dada akut, muntah, sakit kepala.

4. Persiapan
a. Alat
- Stetoskop

5. Pelaksanaan
Cara Kerja
1.      Inspeksi dan palpasi

1. Melakukan inspeksi dari sisi kanan pasien dan dari arah kaki penderita untuk menentukan apakah simetris atau tidak simetris
2. Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah kanan tempat tidur pada dinding depan dada dengan cermat, perhatikan adanya pulsasi
3. Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus kordis nampak atau tidak nampak
4. Mempalpasi iktus kordis pada lokasi yang benar
5. Meraba iktus kordis dengan ujung jari-jari, kemudian ujung satu jari
6. Meraba iktus kordis sambil mendengarkan suara jantung untuk menentukan durasinya
7. Mempalpasi impuls ventrikel kanan dengan meletakkan ujung jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5 batas sternum kiri
8 Meminta penderita untuk menahan napas pada waktu ekspirasi sambil mempalpasi daerah diatas
9 Mempalpasi daerah epigastrium dengan ujung jari yang diluruskan untuk merasakan impuls/pulsasi ventrikel kanan
10 Arah jari ke bahu kanan
11 Mempalpasi daerah sela iga 2 kiri untuk merasakan impuls jantung pada waktu ekspirasi
12 Mempalpasi daerah sela iga 2 kanan untuk meraskan impuls suara jantung dengan tekhnik yang sama

2.   Perkusi

1. Melakukan perkusi untuk menentukan batas jantung yaitu dengan menentukan batas jantung relatif yang merupakan perpaduan bunyi pekak dan sonor
2. Menentukan batas jantung kanan relatif dengan perkusi dimulai dengan penentuan batas paru hati, kemudian 2 jari diatasnya melakukan perkusi dari lateral ke medial
3. Jari tengah yang dipakai sebagai plessimeter diletakkan sejajar dengan sternum sampai terdenganr perubahan bunyi ketok sonor menjadi pekak relatif (normal batas jantung kanan relatif terletak pada linea sternalis kanan)
4. Batas jantung kiri relatif sesuai dengan iktus kordis yang normal, terletak pada sela iga 5-6 linea medioclavicularis kiri
5. Bila iktus kordis tidak diketahui, maka batas kiri jantung ditentukan dengan perkusi pada linea axillaris media ke bawah. Perubahan bunyi dari sonor ke tympani merupakan batas paru-paru kiri. Dari Batas paru-paru kiri dapat ditentukan batas jantung kiri relatif
5. Dari atas (fossa supra clavicula) dapat dilakukan perkusi ke bawah
6. Mencatat hasil perkusi untuk mentukan batas jantung
3. Auskultasi
1. Penderita diminta untuk rileks dan tenang
2. Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut 30o
3. Dalam keadan tertentu penderita dapat dirubah posisinya (tidur miring, duduk)
4. Penderita diminta bernapas biasa
5. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan
6. Mulailah Melakukan auskultasi pada beberapa tempat yang benar :
• Di daerah apeks / Iktus kordis untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup mitral ( dengan corong stetoskop)
• Di daerah sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal (dengan membran)
• Di daerah sela iga II kanan untuk mendengan bunyi jantung berasal dari aorta (dengan membran)
• Di daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal (corong stetoscop)
2. Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
3. Bedakan antara sistolik dan diastolik
4. Usahakan mendapat kesan intensitas suara jantung
5. Perhatikan adanya suara-suara tambahan atau suara yang pecah
6. Tentukan apakah suara tambahan (bising) sistolik atau diastolik
7. Tentukan daerah penjalaran bising dan tentukan titik maksimunnya
8. Catat hasil auskultasi
Suara jantung pertama (S1)
Letakkan stetoskop pada dada yaitu pada ruang interkostal V sebelah kiri sternum di atas apeks jantung. Pada tenpat ini S1 terdengar sangat jelas dengan intensitas yang maksimum.
Suara jantung kedua (S2)
Letakkan stetoskop pada ruang interkostal II sebelah kanan sternum. Disini paling jelas terdengar S2. pada daerah pulmonar (pinggir kiri sternum bagian atas) normal dapat didengar dua komponen S2 (suara kedua yang terpisah). Pemisahan (splitting) dari S2 ini menjadi lebih besar (lebih jelas) pada waktu inspirasi. Letakkan stetoskop pada pinggir kiri sternum bagian atas dan dengarkan apakan terjadi pemisahan S2 pada waktu inspirasi dalam.
Suara jantung ketiga (S3)
Letakkan stetoskop pada apeks jantung 9interkosta V kiri) dan dengarkan ada tidaknya S3 sesudah S2. Untuk memperjelas S3 tinggikanlah tungkai orang coba atau mintalah orang coba untuk melakukan kegiatan sebentar. Normal suara ini tidak terdengar dengan stetoskop kecuali pada keadaan patologis. S4 ini terjadi akibat kontraksi atrium yang menyebabkan darah masuk dalam ke dalam ventrikel dengan cepat.

6. Hasil pembahasan
Hasil
Dari percobaan yang telah dilakukan pada orang coba atas nama Syahrul diperoleh hasil:
v Keadaan umum (inspeksi) : tampak sehat , skleranya normal, tidak terdapat edem.
Thoraks : bentuknya simetris, tidak terdapat penonjolan maupun bekas luka, inspirasin dan ekspirasi normal.
v Palpasi, perabaan pada daerah apeks jantung dengan menggunakan telapak tangan tengah diperoleh hasil: gaya dorong jantung normal dan daerah pulsasi tidak menunjukkan tanda-tanda abnormal..
v Perkusi jantung menghasilkan bunyi pekak relatif
Batas atas : bunyi sonor ke pekak relative (batas atas paru-basis jantung), Intercostalis II
Batas bawah : bunyi pekak relatif menjadi pekak (batas jantung bawah dengan hati),
Intercostalis V
Batas kanan : perkusi kearah medial, terdengar perubahan bunyi dari dari sonor ke pekak relative (batas paru dengan jantung kanan), Linea Parastenalis Dekstra
Batas kiri : perkusi dari linea midaksila kearah media, terdengar perubahan bunyi dari sonor ke pekak relatif (batas paru kriri dengan jantung kiri), linea midclavikula.
Auskultasi
Mendengarkan bunyi jantung dengan menggunakan stetoskop.
S1 : pada ruang ICS V sebelah kiri sternum (apeks), dapat terdengar jelas dengan intensitas maksimum.
S2 : pada ruang ICS II sebelah kanan sternum (basal) dapat terdengar dengan jelas. Terdapat dua komponen S2 yang dapt terdengar jelas, yang pertama yaitu karena disebabkan penutupan katup aorta dan yang kedua yaitu akibat dari penutupan katup pumonalis. Suara ini dapat terdengar jelas pada saat orang coba melakukan inspirasi dalam.
S3 : tidak terdengar jelas.
S4 : tidak terdengar.










DAFTAR PUSTAKA

Guyton and Hall. 2000. Medical Physiology. W.B.Saunders Company : New
York
Lande, Rante dan J.M. Ch. Pelupessy , ___, Bunyi Jantung, Cermin dunia Kedokteran, www.google.com, diakses pada tanggal 2 November 2008.
Moehadsjah, O. K. dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Rogers, James. 2000. Cardiovascular Physiology.
http://www.nda.ox.ac.uk, diakses pada tanggal 2 November 2008.
Bianco, Carl. 2000. How Your Heart Works.
www.howstuffworks.com, diakses pada tanggal 6 November 2008
Wikipedia Indinesia. 2008. Jantung.
http://id.wikipedia.org, diakses pada tanggal 2 november 2008.
Medicine and linux. 2008. Pemeriksaan Jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar